*

*

Ads

Selasa, 14 Mei 2019

Pendekar Bodoh Jilid 075

“Balutin jembel busuk, jangan sombong!” teriak Lui Siok In dengan marah sekali dan ia lalu mencabut pedang dan menyerang Balutin dengan hebat.

Balutin hanya tertawa dan ia memberi tanda ke belakang sambil mengelak ke samping. Seorang pembantunya segera melompat dan melemparkan sebatang tongkat yang panjang dan besar kepada Balutin.

Setelah Balutin menerima senjatanya ini ternyata oleh Sui Siok In bahwa senjata itu adalah sebatang tongkat yang nampaknya berat sekali dan entah terbuat dari apa, karena kekuning-kuningan dan berkilau bagaikan emas.

Maka keduanya lalu bertanding hebat sekali dan para tentara yang tadinya bersorak-sorak saja menyaksikan pertandingan ini, lalu bergerak maju makin mendekat! Perwira-perwira kedua belah fihak telah melompat maju dan pertandingan semakin seru hingga akhirnya kedua barisan maju saling gempur menimbulkan suara hiruk-pikuk!

Ujung pedang, golok dan lain-lain senjata berkelebat dan berkilauan di bawah sinar obor dan terdengarlah pekik jerit kemenangan tercampur keluh kesakitan. Darah mengucur keluar bersama peluh dan membasahi tanah yang terpaksa harus menerima segala kengerian yang dilakukan oleh manusia-manusia itu!

Balutin benar-benar tangguh sekali. Baru bertempur beberapa puluh jurus saja maklumlah Lui Siok In bahwa ia takkan dapat mengalahkan pendeta gemuk ini, maka ia lalu berteriak memberi perintah hingga beberapa orang perwira maju mengeroyok.

Juga Beng Kong Hosiang tidak ketinggalan mengeroyok Balutin. Kepandaian Beng Kong Hosiang setingkat dengan kepandaian Lui-ciangkun, maka tentu saja ketika ia pun ikut menyerbu dengan perwira-perwira lain, Balutin mulai terdesak. Akan tetapi, dua orang perwira Turki maju dengan ilmu silat mereka yang aneh dan cepat hingga kembali pihak Balutin dan kawan-kawannya yang mendesak hebat!

Beng Kong Hosiang yang melihat betapa pihaknya terdesak hebat, menjadi marah sekali. Ia lalu memutar-mutar senjatanya yang istimewa, yaitu pacul yang bergagang bengkok itu dan menyerang Balutin dengan sepenuh tenaga.

Memang semenjak tadi, yang diperhatikan oleh Balutin hanya Beng Kong Hosiang yang menyerangnya dengan ganas, maka ia cepat menangkis dan kedua orang ini bertempur seru sekali. Pada suatu saat, ketika Beng Kong Hosiang menyerampang kaki Balutin dengan paculnya, Balutin lalu menangkis sekuat tenaganya hingga terdengar bunyi keras sekali dan gagang pacul Beng Kong Hosiang telah patah!






Akan tetapi, tongkat di tangan Balutin juga terlepas dari pegangan. Demikian hebat dan keras benturan tenaga itu! Melihat betapa senjatanya telah patah, Beng Kong Hosiang berseru keras dan ia menyambitkan sisa senjatanya ke arah Balutin yang mengelak cepat. Gagang pacul yang disambitkan itu meluncur cepat bagaikan sebatang anak panah terlepas dari busurnya dan dengan jitu menancap di dada seorang Turki yang bertempur di belakang Balutin!

Beng Kong Hosiang masih marah dan bagaikan seekor banteng terluka, ia lalu menubruk maju ke arah Balutin dengan Eng-jiauw-kang atau Cengkeraman Kuku Garuda! Tangan kirinya mencengkeram ke arah dada dan tangan kanannya ke arah leher lawan!

Serangan ini hebat sekali dan Balutin berseru keras, menundukkan kepala untuk menghindari serangan leher dan serangan tangan pada dadanya ia tangkis dengan tangan kiri. Akan tetapi, gerakan Beng Kong Hosiang cepat dan ganas sekali hingga ketika lengan kiri Balutin menangkis, maka tangan kirinya itu berhasil mencengkeram lengan tangan Balutin yang menangkis! Balutin berseru kesakitan dan tangan kanannya lalu memukul ke dada lawan.

“Buk!” terdengar suara keras ketika pukulan tangan ini dengan jitu menghantam dada Beng Kong Hosiang.

Pukulan ini keras sekali datangnya hingga dari mulut Beng Kong Hosiang keluar darah segar dan tubuh hwesio itu terpental ke belakang dalam keadaan tidak bernyawa lagi! Akan tetapi, cengkeraman tangannya pada lengan kiri Balutin masih belum terlepas hingga tubuh Balutin terbawa maju.

Balutin cepat sekali menggunakan jarinya mengetuk sambungan siku lawannya yang telah mati itu. Urat lengan Beng Kong Hosiang yang telah kaku itu ketika kena totokan ini menjadi mengendur dan pegangan atau cengkeramannya terlepas hingga tubuhnya lalu menggelinding ke bawah.

Balutin memandang ke arah lengan kirinya yang telah menjadi matang biru karena cengkeraman lawan tadi! Ia menggeleng-geleng kepala dan kagum akan ketangguhan Beng Kong Hosiang. Luka di lengan kirinya tidak berbahaya, maka ia lalu mengambil senjatanya lagi dan mengamuk hebat. Banyak perwira roboh di bawah pukulan tongkatnya.

Sementara itu, tentara Tiongkok yang kurang terlatih oleh karena kaisar dan para perwira hanya ingat bersenang-senang saja selama ini, tidak kuat pula menghadapi tentara musuh. Apalagi mereka baru habis melakukan perjalanan hingga keadaan mereka masih lelah sekali, sedangkan pihak musuh sudah berhari-hari beristirahat di situ, maka biarpun jumlah mereka lebih besar, namun korban yang jatuh di pihak mereka juga lebih banyak.

Melihat kerugian yang diderita oleh pihaknya dan melihat kelihaian Balutin, Lui Siok In lalu memberi perintah mundur, sedangkan ia sendiri pun lalu melompat mundur. Tentara Tiongkok menarik diri dan mundur. Beberapa orang perwira segera diutus untuk mencari bala bantuan!

Tentara Turki tidak mau mengejar oleh karena mereka mempunyai tugas yang lebih penting, yaitu menyelesaikan pembuatan perahu untuk dipakai menyeberang dan mengurus korban yang roboh di pihak mereka. Mereka hanya berjaga jaga saja kalau-kalau pihak musuh menyerbu lagi.

Akan tetapi, oleh karena bala bantuan yang diharapkan masih jauh dan belum tentu akan dapat segera datang maka pihak Turki mendapat kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan perahu dan mereka lalu beramai-ramai menurunkan perahu-perahu itu ke air dan mulai berlayar!

Beberapa orang kawan Yousuf yang dulu bersama-sama pergi mendapatkan Pulau Emas itu, menjadi penunjuk jalan. Ketika bala bantuan yang diharapkan datang jauh letaknya dari tempat itu pihak tentara kerajaan pun lalu mempergunakan perahu-perahu untuk mengejar hingga terjadi pengejaran ramai di atas laut. Akan tetapi perahu-perahu Tiongkok ini terlambat dua hari hingga tertinggal jauh.

**** 075 ****





Tidak ada komentar :