*

*

Ads

Jumat, 07 Juni 2019

Pendekar Bodoh Jilid 126

Bukan main herannya hati Cin Hai ketika mengenal bahwa orang ini adalah laki-laki pesolek yang tampan dan yang pernah menaklukkan burung bangau secara lihai sekali itu! Dan bukan main terkejutnya ketika ia melihat betapa laki-laki itu lalu bersilat dengan ilmu silat yang hampir sama dengan Pek-in-hoatsut!

Menghadapi Cin Hai dan Lin Lin saja, semua pengeroyok sudah merasa sukar untuk menjatuhkannya, apalagi ditambah dengan seorang yang demikian lihainya. Mereka lalu melompat mundur dan hanya dapat bertahan saja.

Beberapa kali Si Pesolek itu tertawa bergelak sambil bersilat di dekat Lin Lin dan ketika pengeroyok mulai mengendur kurungan mereka, tiba-tiba saja laki-laki itu lalu mengulur tangan dan menotok iga kiri Lin Lin!

Serangan ini adalah sebuah tipu dalam limu Silat Kong-ciak Sin-na yang dilakukan dengan baik sekali hingga Lin Lin yang sama sekali tak pernah menduga bahwa penolong itu akan menyerang dirinya, tak sempat mengelak dan tiba-tiba tubuhnya menjadi lemas. Secepat sambaran burung walet, laki-laki itu sambil tertawa lalu mengempit tubuh Lin Lin dan melompat cepat melarikan diri!

Bukan main terkejutnya hati Cin Hai melihat hal ini.
“Orang rendah, kau hendak lari kemana?” Ia lalu mengejar dengan cepat pula ke arah mana bayangan orang tadi menghilang.

Rombongan orang Turki yang tiba-tiba melihat ketiga lawan mereka menghilang dan juga Yousuf tak nampak bayangannya, lalu menolong kawan-kawan yang terluka dan cepat meninggalkan tempat itu dengan penasaran dan kecewa. Mereka juga bingung dan menduga-duga melihat sepak terjang orang aneh yang tadinya menolong akan tetapi akhirnya bahkan menculik gadis itu!

Ternyata bahwa laki-laki yang melarikan Lin Lin itu memiliki ilmu lari cepat yang hebat sekali hingga biarpun Cin Hai telah mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannya, ia hanya dapat mengikutinya saja tanpa dapat merobah jarak antara dia dan orang yang dikejarnya.

Sebaliknya, orang itu pun merasa terheran-heran karena pemuda yang mengejarnya itu ternyata tak pernah tertinggal jauh, biarpun ia telah mengeluarkan ilmu Lari Cepat Jauw-sang-hwe (Terbang di Atas Rumput)!

Demikianlah, mereka berkejar-kejaran setengah malam penuh sampai fajar menyingsing, dan tetap mereka berlari melalui hutan-hutan dan melompati jurang-jurang! Tak seorang pun diantara mereka mau mengalah!

Sementara itu, ketika pada keesokan harinya pagi-pagi sekali, burung bangau Ang-siang-kiam beterbangan di atas hutan itu berputar-putar mencari Cin Hai, Ia mendengar keluh kesakitan dari Merak Sakti yang berada di atas sebuah pohon tinggi dan berdiri di atas cabang dengan sebelah kaki tertancap pisau.

Burung bangau lalu terbang menyambar turun dan ketika melihat Sin-kong-ciak, ia lalu terbang dan hinggap di depannya. Kedua hurung ini telah mendapat didikan dan bisa membedakan kawan atau lawan. Burung bangau melihat betapa burung merak terluka, lalu mengeluarkan suara mengeluh, dan ia lalu menggunakan sepasang paruhnya yang panjang dan tajam untuk menjepit pisau itu dan mencabutnya. Memang ia telah mendapat latihan-latihan untuk melakukan pertolongan hingga dengan mudah ia dapat mengeluarkan pisau itu.

Melihat perbuatan yang menolongnya ini, Sin-kong-ciak tahu bahwa burung bangau ini bermaksud baik, maka ia maklum bahwa Ang-siang-kiam adalah seorang kawan. Setelah pisau yang menancap di kakinya telah tercabut keduanya lalu terbang tinggi di udara, merupakan kawan baik dan sama-sama terbang berputar-putar mencari jejak majikan mereka!

**** 126 ****





Tidak ada komentar :