*

*

Ads

Jumat, 07 Juni 2019

Pendekar Bodoh Jilid 128

“Ha, ha, ha! Hanya begitu saja kelihaian orang-orang Mongol!”

Sie Ban Leng berseru dengan suara menyatakan kebanggaannya. Mendengar ucapan dan melihat lagak Sie Ban Leng, diam-diam Nelayan Cengeng merasa tidak suka, apalagi ketika orang itu memandang ke arah Ang I Niocu dengan mata terbelalak kagum dan bibir tersenyum dibuat-buat. Pandangan ini dapat pula ditangkap oleh Ang I Niocu dan tahulah ia bahwa batin laki-laki ini tidak bersih.

“Cuwi gagah perkasa sekali dan kalau Cuwi tidak keburu datang, tentu akan makan waktu lama sebelum aku dapat merobohkan mereka seorang demi seorang” kata Sie Ban Leng sambil mengerling kepada Ang I Niocu.

Kwee An dan Ma Hoa merasa mendongkol mendengar ucapan sombong ini! Kalau mereka tahu bahwa orang yang dibantunya ini demikian sombongnya, belum tentu mereka mau turun tangan.

“Ha, ha, pendeta pendek tadi adalah jago ke dua dari Yagali Khan yang bernama Sian Kek Losu, tak tahu hanya sebegitu saja kepandaiannya. Kalau tidak keburu kawan-kawannya datang mengeroyok, pasti kepalanya yang licin itu akan remuk oleh senjataku!” Kembali Sie Ban Leng menyombong. “Kalau terjadi demikian barulah mereka tahu bahwa aku Sie Ban Leng Si Tubuh Baja bukanlah orang yang boleh dibuat permainan!”

Biarpun ucapan ini seakan-akan ucapan yang ditujukan kepada diri sendiri, namun jelas bahwa maksudnya ialah memperkenalkan diri berikut nama julukannya Si Tubuh Baja!

Ang I Niocu yang merasa sebal karena beberapa kali dilirik, lalu berkata kepada Nelayan Cengeng,

“Lo-enghiong, marilah kita keluar dari tempat yang gelap dan kotor ini dan melanjutkan perjalanan kita!”

Juga Kwee An dan Ma Hoa lalu membalikkan tubuh dan meninggalkan tempat itu. Nelayan Cengeng tertawa bergelak-gelak hingga keluarlah air matanya ketika ia bertindak pergi meningalkan Sie Ban Leng sambil berkata,

“Sobat, kau cukup gagah perkasa, akan ketapi kalau kau berdiri di tempat terlampau tinggi, ada bahayanya kau akan tergelincir jatuh!”

Sie Ban Leng merasa penasaran sekali oleh karena keempat orang itu, terutama Dara Baju Merah yang cantik bagaikan bidadari itu belum memperkenalkan diri. Akan tetapi oleh karena mereka telah pergi, ia tidak dapat menahan mereka.

Diam-diam ia mengikuti mereka dari jauh dan ketika tiba di luar hutan, melihat bahwa Ang I Niocu memisahkan diri dan berpisah dari tiga orang yang lain. Hatinya girang bukan main dan diam-diam ia lalu mengejar Ang I Niocu!

Adapun Kwee An, Ma Hoa dan Nelayan Cengeng, lalu melanjutkan perjalanan mereka ke Kansu. Di sepanjang jalan mereka membicarakan pertemuan mereka dengan Sie Ban Leng yang sombong itu.

“Dulu aku pernah mendengar nama Si Tubuh Baja itu, kalau tidak keliru, beberapa tahun yang lalu ia menjagoi di kota raja dan mempunyai hubungan erat dengan para Perwira Sayap Garuda akan tetapi kemudian ia lalu menjelajah ke barat. Mungkin dia inilah orangnya!”

Ma Hoa sendiri biarpun menjadi putera seorang Perwira Sayap Garuda, akan tetapi oleh karena semenjak kecil sering kali berada bersama Nelayan Cengeng mempelajari ilmu-ilmu silat, maka ia belum pernah bertemu dengan Sie Ban Leng atau mendengar namanya.

Ketiga orang ini lalu melanjutkan perjalanan menuju ke Propinsi Kansu, dan baru saja mereka mulai memasuki Propinsi ini, mereka telah bertemu dengan banyak orang yang terdiri dari berbagai suku bangsa, akan tetapi yang terbanyak ialah suku bangsa Hui.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke ibu kota Kan-su, yaitu Lan-couw yang besar dan ramai. Di sinilah terdapat banyak sekali perantau-perantau dari Turki yang menjadi saudagar dan membeli banyak kulit dan bulu onta yang panjang dan tinggi mutunya dari daerah ini.

**** 128 ****





Tidak ada komentar :